TABLOID CRYPTO – Bitcoin telah berjuang mempertahankan harga di atas 53 ribu dolar AS selama 3 hari terakhir. Di sisi lain, harga Ether justru melonjak ke level tertinggi baru, 2.800 dolar AS.
Melansir Cointelegraph, Jumat (30/4/2021), harga Ether mendapat dampak positif rencana Bank Investasi Eropa (EIB) merilis penjualan obligasi digital menggunakan jaringan Ethereum. EIB menerbitkan obligasi digital senilai 100 juta euro, dengan kesepakatan yang dipimpin oleh Goldman Sachs, Santander, dan Societe Generale.
Dalam sepekan terakhir, JPMorgan menerbitkan hasil penelitian yang menyatakan, “Ether tampaknya akan terus mengungguli Bitcoin karena peningkatan likuiditas dan peningkatan aktivitas di jaringan.”
Baca juga : Sempat Anjlok, Bitcoin Mulai Liar & Tertinggi Selama April
Menurut Analis Pendapatan Tetap, Joshua Younger, Bitcoin lebih mengarah ke komoditas kripto daripada mata uang sehingga bersaing dengan emas sebagai penyimpan nilai.
“Sementara itu, Ether merupakan tulang punggung cryptocurrency karena berfungsi sebagai media pertukaran,” lanjutnya.
Berdasarkan analisis Cointelegraph terhadap rasio pengguna di bursa OKEx, Ether long begitu mendominasi sepanjang 2021–mencapai titik puncak 130% lebih besar dari short.
Baca juga : Mau Jago Trading Bitcoin? Simak Cara Memahami Pergerakannya
Di sisi lain, trader Bitcoin umumnya lebih sederhana. Namun, pembalikan tren pasar pada 29 April datang karena rasio BTC long 45% lebih tinggi dari short.
Pedagang Ether hanya memiliki long bersih 6%, menandakan kurangnya kepercayaan terhadap reli baru-baru ini.
Sumber : repblubika.co.id
Berita selanjutnya
Potensi Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia dari Aset Kripto
Harga Bitcoin Naik 141% pada Tahun 2023: Apa Artinya untuk Prediksi BTC?
DOGE: Apple Memperkenalkan Simbol Dogecoin di iPhone