TABLOID CRYPTO – Will Clemente, analis Bitcoin berpengaruh mengatakan, bahwa sinyal bullish terhadap kripto nomor wahid itu semakin jelas. Pasalnya, Bitcoin Perpetual Futures Funding Rate berada di wilayah negatif selama beberapa hari.
Berdasarkan catatan Clemente, Selasa (29/6/2021), Funding Rate berlangsung negatif selama 11 hari berturut-turut.
Funding Rate negatif di rentang waktu panjang menandakan sinyal bullish Bitcoin di antara trader di semua bursa berjangka kripto.
Funding rate adalah biaya yang dibayarkan antara trader yang memasang posisi long ataupun short.
Biaya ini (dalam persen) berdasarkan nisbah (ratio) antara harga kontrak dengan harga spot BTC/USD.
Di Binance Perpetual Futures misalnya, nilai Funding Rate akan diperbarui setiap 8 jam.
Perpetual Futures sendiri adalah kontrak berjangka yang tidak memiliki kedaluwarsa. Anda bisa melakukan closing kapan saja. Nisbah harga kontrak dan harga di spot lazimnya tidak terlalu jauh.
Funding Rate yang semakin tinggi dan berlangsung lama (satuan hari) menandakan sentimen bearish dan menyusul terjadinya koreksi.
Dan sebaliknya, Funding Rate negatif (di bawah nol) dalam rentang hari yang panjang dan berturut-turut menandakan semakin kuatnya sentimen bullish.
Artinya ada potensi harga Bitcoin akan berbalik arah dari posisi saat ini yang cenderung sentimen bearish.
Sebelumnya, pola seperti ini (Funding Rate negatif) terjadi pada Maret 2020 yang disusul reli luar biasa, lalu berpuncak pada medio April 2021.
Data Funding Rate lintas bursa bisa dilihat di laman ini.

Data Funding Rate dipadukan dengan indikator analisis teknikal lain dengan time-frame lebih pendek, bisa dijadikan strategi trading jangka pendek. Lihat gambar di bawah.

Indikator Bullish Lainnya
Sebelumnya Clemente mencatat bahwa Rasio Pasokan Likuid Bitcoin mengindikasikan telah terjadinya peralihan BTC dari kalang ritel ke kalangan pemegang besar alias whale.
“Ada perbedaan bullish yang jelas dalam rasio, dengan harga yang lebih rendah dan rasio yang lebih tinggi. Ini bermakna whale semakin kuat melakukan akumulasi,” kata Clemente.
BACA JUGA : Bitcoin Itu Ramah Lingkungan ! Sentimen Positif Untuk Bitcoin!? Update Teori Wycoff Accumulation !
Clemente juga menyoroti data SOPR (Spent Output Profit Ratio), yang mengukur jumlah laba yang direalisasikan untuk semua BTC yang dipindahkan secara on-chain.
“Sekali lagi kita punya data bahwa rasio rendah yang lebih tinggi sementara ada harga rendah yang lebih rendah. Terakhir kali ada bull div sejelas ini pada akhir Januari 2021, ketika harga melanjutkan reli yang kuat setelahnya.”
Berita selanjutnya
Faktor Penyebab Harga Bitcoin Mungkin Tembus Rp 1,5 M Tahun Depan
Ledakan Bitcoin: 50 Juta Dompet Aktif, 80 persen Pemegang BTC Mendapatkan Keuntungan!
Bagaimana Rally Santa Claus Mempengaruhi Pasar Kripto