Crypto News – Lonjakan yang terjadi pada Kamis malam berhasil membawa Bitcoin melewati harga USD 30.000 atau sekitar Rp 434,4 juta. Lonjakan tersebut bertahan stabil hingga Jumat pagi (3/6/2022).
Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan sekitar USD 30.600, naik lebih dari 2 persen selama 24 jam sebelumnya. Ethereum berpindah tangan tepat di atas USD 1.800, naik sedikit untuk periode yang sama.
Baca Juga : Ini Jurus Berburu Aset Kripto Saat Terjadi ‘Crypto Crash’
Sebagian besar kripto utama lainnya naik terlambat dengan ADA baru-baru ini naik hampir 6 persen, dan APE naik lebih dari 4 persen. Perdagangan masih berombak karena investor terus menghindar dari aset berisiko. Perilaku tersebut merupakan hasil dari ketakutan inflasi dan resesi yang terus menjamur tahun ini.
Analis Pasar Senior Oanda, Edward Moya mengatakan, Bitcoin akan pulih kembali setelah sentimen bearish di Wall Street membaik, tetapi itu kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu lagi.
Baca Juga : Tau Nggak? Bursa Kripto Binance ‘Berawal’ Dari Meja Poker
Moya juga mencatat selera risiko investor akan bergantung pada “ekspektasi” dari apa yang “akan dilakukan bank sentral AS setelah musim panas”.
“Bitcoin sedang membentuk basis tetapi sebagian besar pedagang masih meratapi luka mereka. Jika Bitcoin dapat merebut kembali level USD 33.500, itulah yang diperlukan agar pembelian teknis dapat dipicu,” ujar Moya dikutip dari CoinDesk, Jumat, 3 Juni 2022.
Sumber : liputan6.com
Berita selanjutnya
Sri Mulyani Mengkritik Raja Kripto dan Ungkap Sisi Gelap Teknologi Digital
Prediksi Teknikal Aset Bitcoin Ini Tetap Bervariasi
Kolaborasi Chainalysis dan KPMG Kanada Meningkatkan Pencegahan Penipuan Kripto