Tabloid Crypto

MEDIA KOMUNITAS CRYPTO

Bitcoin Dua Pekan Buntung 6%, Sebulan Masih Untung 30%

44612849 1f8a 4180 b3de 719381663482 169

Foto: Bitcoin (REUTERS/Dado Ruvic)

TABLOID CRYPTO – Harga Bitcoin kembali menguat pada Minggu (28/2/2021) hari ini, setelah pada perdagangan kemarin Bitcoin sempat stagnan.

Harga salah satu komoditas kripto paling populer di dunia itu naik 4,22% ke level US$ 56.278,38 atau setara dengan Rp 788 juta pada sekitar pukul 06:00 WIB pagi hari ini.

Selama sepekan terakhir, Bitcoin masih terkoreksi hingga 1,76%, lebih baik dari pekan sebelumnya yang terkoreksi hingga 4,04%. Adapun selama sebulan terakhir, harga Bitcoin masih melesat hingga 29,76%.

Sebelumnya, Tesla telah membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun. Sebelum pembelian tersebut terungkap di awal Februari lalu, Elon Musk pada akhir Januari mengganti bio Twitter menjadi #bitcoin. Tak lama setelah aksinya tersebut harga Bitcoin melesat, dan semakin tinggi ketika Tesla mengungkapkan sudah membeli bitcoin.

Namun, pamor kejayaan Bitcoin mulai meredup kembali. Pada perdagangan Rabu (24/3/2021) lalu, Bitcoin sempat melemah nyaris 1%. “Sihir” Elon Musk yang membuat harga Bitcoin meroket sepertinya mulai sirna.

Salah satu penyebab terus menurunnya harga Bitcoin akibat aksi jual investor (profit taking) yang dilakukan para whales atau individu yang memiliki antara 10.000 hingga 100.000 Bitcoin jualan.

Alhasil, jumlah para whales mengalami penurunan signifikan, bahkan ke level terendah sepanjang sejarah. CryptoPotato melaporkan di awal tahun ini ada 115 wallet yang memiliki Bitcoin lebih dari 10.000. Sementara saat ini, melansir FX Street, jumlah para whales menurun menjadi 89.

Business Insider yang mengutip analisis mingguan dari Glassnode, pada Selasa lalu melaporkan para whales sudah melepas 307.000 Bitcoin sejak bulan Desember lalu. Glassnode mengatakan Bitcoin akhirnya mencapai “puncak euforia” dan pemain-pemain besar mulai merealisasikan keuntungan mereka.

Namun, “Sihir” Elon Musk sepertinya kembali membuat Bitcoin unjuk gigi lagi, walaupun hingga kini tren pelemahan harga Bitcoin masih terjadi.

Sebelumnya, Tesla juga mewacanakan akan mulai menerima pembayaran dalam bitcoin untuk pembelian kendaraan produksinya dengan tetap tunduk kepada regulasi di masing-masing negara, yang masih terbatas hingga saat ini.

Wacana tersebut akhirnya terealisasi, Elon Musk melalui akun Twitternya mengatakan kini mobil Tesla sudah bisa dibeli dengan bitcoin.

“Sekarang kalian bisa membeli Tesla dengan Bitcoin,” seperti dikutip dari Twitter @elonmusk, Rabu (24/3/2021).

Saat ini membeli Tesla dengan Bitcoin berlaku di Amerika Serikat (AS) saja. Namun Elon Musk memastikan pembayaran dengan cryptocurrency populer ini bisa dilakukan di luar AS bisa dilakukan tahun ini.

Melemahnya harga Bitcoin beberapa hari lalu membuat semakin banyak yang memprediksi kemungkinan terjadi crash seperti sebelumnya.

Bahkan, ada yang memprediksi harga Bitcoin bisa ambrol hingga 90% kemudian mengalami masa stagnan dalam waktu yang lama, hingga disebut mengalami “crypto winter”.

Bobby Lee, founder bursa kripto BTCC, yang memberikan ramalan tersebut. Tetapi kabar baiknya sebelum mengalami “cypto winter” harga Bitcoin diprediksi akan melesat 500% terlebih dahulu.

“2021 adalah pasar yang benar-benar bullish (tren naik). Siklus pasar bullish datang antara tiga hingga empat tahun sekali, dan 2021 adalah tahun yang special,” kata Lee sebagaimana dilansir Independent, Rabu (24/3/2021) lalu.

Lee memprediksi harga emas akan melesat ke US$ 100.000/BTC di musim panas (sekitar Juni sampai September) dan mencapai US$ 300.000/BTC di akhir tahun, sebelum akhirnya crash 90%.

“Siklus bullish datang dan pergi, setelah mencapai puncak maka akan terjadi penurunan secara perlahan dan saat itulah bubble pecah. Itu (penurunan) bisa berlangsung selama 2 hingga 3 tahun,”

“Setelah mencapai puncak, entah itu di US$ 200.000/BTC, US$ 100.000/BTC, atau bahkan US$ 300.000/BTC, para investor harus sadar Bitcoin bisa crash hingga 80-90% dari puncak tertingginya,” tutup Lee.

Crash Bitcoin juga bisa membuat pasar saham anjlok tajam. Hal tersebut diungkapkan oleh investor veteran, Mark Mobious, dalam acara CNBC Pro Talk Rabu (18/3/2021).

Menurut Mobius, kenaikan mata uang kripto menjadi salah satu alasan pasar saham menguat, sebab banyak pemain Bitcoin, bahkan yang menjadi miliuner semakin berani mengambil risiko di aset lainnya.

“Ini merupakan salah satu alasan kenapa kinerja pasar saham menjadi bagus, orang-orang yang membeli Bitcoin, katakanlah di harga US$ 1 atau US$ 10, saat ini menjadi kaya,” kata Mobius sebagaimana dilansir CNBC International.

“Orang-orang itu bersedia ‘membuang’ uangnya di pasar saham bahkan berjudi. Saya berharap dan berdoa harga Bitcoin tidak akan crash, sebab jika itu terjadi saya pikir akan ada kemerosotan di pasar saham,” tambahnya.

 

Sumber : cnbcindonesia.com