Crypto News – Menteri Keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya pada Senin, 13 Juni 2022 menepis kekhawatiran penurunan tajam nilai bitcoin dapat merusak kesehatan fiskal negaranya.
El Salvador pada September lalu menjadi negara pertama yang menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, di samping dolar AS, meskipun ada kritik dari Dana Moneter Internasional dan lembaga kredit.
Baca Juga : Parah! Harga Bitcoin Nyungsep ke US$ 23.000
“Ketika mereka memberitahu saya risiko fiskal untuk El Salvador karena Bitcoin sangat tinggi, satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah tersenyum. Risiko fiskal sangat minim” ujar Zelaya dalam sebuah siaran pers dikutip dari Channel News Asia, Selasa (14/6/2022).
Sejak September lalu, pemerintah El Salvador telah membeli 2.301 unit cryptocurrency. Beberapa kali negara tersebut juga membeli Bitcoin pada saat penurunan yang dilakukan melalui presiden El Salvador, Nayib Bukele.
Zelaya mengutip perkiraan sebelumnya dari Deutsche Welles portofolio bitcoin negara itu telah kehilangan nilai sekitar USD 40 juta atau sekitar Rp 590,3 miliar.
“Empat puluh juta dolar bahkan tidak mewakili 0,5 persen dari anggaran umum nasional kita,” katanya.
Nilai Bitcoin telah turun sekitar 50 persen sejak menjadi alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Hal tersebut otomatis membuat nilai Bitcoin yang disimpan El Salvador di neraca negara telah menyusut.
Baca Juga : Terima Pembayaran Kripto, Perusahaan Properti di Dubai Hasilkan Rp 728,7 Miliar
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (14/6/2022) pagi harga Bitcoin telah turun menyentuh angka USD 21.142 atau turun sebesar 18,94 persen dalam 24 jam terakhir dan 29,24 persen sepekan.
Penurunan tak hanya terjadi pada Bitcoin tetapi pada alternatif coin (Altcoin) teratas lainnya yang mencatat penurunan rata-rata di atas 5 persen dalam 24 jam terakhir.
Sumber : liputan6.com