Tabloid Crypto

MEDIA KOMUNITAS CRYPTO

Pekan Ini Dolar AS Sedang Sakti, Bitcoin Cs Pun Babak Belur

istockphoto 914629556 1024x1024 1 e1627971552857

Digital cryptocurrency Bitcoin and Ethereum | Istockphoto

indodax bitcoin indonesia blotspot dot coms
Crypto News – Harga token kripto kembali mengalami pelemahan di sepanjang pekan ini. Harga Bitcoin sebagai token kripto paling populer dan terbesar di dunia gagal bertahan di level US$ 30.000/BTC.

Dalam sepekan harga koin yang diciptakan oleh sosok bernama Satoshi Nakamoto tersebut ambles 6,51% di level US$ 29.718/BTC.

Sementara itu indeks Crypto CMC 200 yang melacak 200 token kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya juga turun 6,45% di pekan ini.

Sebagai salah satu aset keuangan yang relatif baru, kripto tergolong aset yang berisiko tinggi. Aset berisiko seperti token kripto cenderung dilepas ketika kondisi ekonomi atau pasar keuangan sedang tidak kondusif.

Baca Juga : Kapan Kebakaran Reda di Aset Kripto? | B-Talk

Aset berisiko lain seperti saham juga mengalami penurunan kinerja sepekan terakhir. Indeks saham Wall Street mencatatkan pelemahan secara mingguan dengan rata-rata koreksi 1%.

Tidak hanya aset berisiko seperti saham dan kripto saja yang mengalami pelemahan harga minggu ini, tetapi aset safe haven seperti obligasi pemerintah juga harganya terkoreksi.

Pelemahan harga obligasi pemerintah terlihat dari pergerakan imbal hasilnya (yield). Untuk diketahui, yield berbanding terbalik dengan harga suatu obligasi.

Ketika harga naik berarti yield turun. Begitu juga sebaliknya. Nah, di sepanjang pekan ini yield obligasi pemerintah AS 10 tahun kembali bergerak naik menuju level psikologis 3%.

Pelemahan aset-aset keuangan tersebut masih dipengaruhi oleh sentimen kebijakan moneter global. Setelah bank sentral AS yang agresif mengerek suku bunga acuan, kini giliran bank sentral Eropa (ECB) yang bersiap meninggalkan era suku bunga negatif.

Di saat mayoritas harga aset keuangan mengalami pelemahan, indeks dolar justru naik. Indeks yang melacak kekuatan greenback terhadap mata uang lain tersebut naik 0,46%.

Baca Juga : FTC Sebut Kerugian Korban Penipuan Kripto Sentuh Rp 14,43 Triliun Sejak 2021

Penguatan dolar AS memang lazim terjadi ketika The Fed (otoritas moneter AS) mulai mengetatkan kebijakan moneternya.

Dolar AS merupakan lawan kuat Bitcoin. Pergerakan harga kedua aset ini cenderung berlawanan arah. Secara year to date (ytd), indeks dolar telah menguat 6,43% sedangkan Bitcoin anjlok 36%.

Perlu diketahui, Bitcoin memang sedang berada di zona bearish sekarang. Sudah 6 pekan beruntun harga token kripto dengan market cap terbesar itu tertekan hebat.

Sejak pertengahan kedua bulan Mei lalu, harga Bitcoin cenderung terkonsolidasi di level US$ 28.000-32.000.

Tampaknya investor kripto memang masih harus bersabar karena kondisi makro dan pasar keuangan belum menghendaki aset-aset berisiko untuk kembali bersinar seperti tahun lalu.

Sumber : cnbcindonesia.com

Berlangganan Tabloid Crypto

Email Hosting
1599719601191