Crypto News – Celcius, perusahaan pinjaman cryptocurrency diketahui sedang mengalami krisis likuiditas. Masalah ini membuat para investor khawatir adanya efek domino yang bisa menjatuhkan pemain utama lain di pasar.
“Dalam jangka menengah, semua orang benar-benar bersiap untuk lebih banyak penurunan,” kata direktur eksekutif dana lindung nilai kripto ARK36, Mikkel Morch, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (15/6/2022).
“Bear market (tren pasar menurun) punya cara untuk mengekspos kelemahan yang sebelumnya tersembunyi dan proyek yang dilebih-lebihkan jadi ada kemungkinan kita melihat peristiwa seperti pemulihan ekosistem Terra bulan lalu”.
Baca Juga : Indodax Academy Glossary: Kenali 4 Jenis Aset Kripto yang Memiliki Pergerakan Harga Stabil
Direktur senior lembaga keuangan Fitch Ratings, Monsur Hussain mengatakan likuidasi aset Celcius akan jauh lebih mengguncang penilaian aset kripto. Dengan arahnya berdampak lebih luas dalam lingkup kripto.
Belum lama ini, Celcius memutuskan untuk menghentikan penarikan akun sementara waktu. Keputusan ini memicu kekhawatiran akan adanya kebangkrutan.
Celcius diketahui berada pada sektor keuangan terdesentralisasi. Tujuannya menciptakan kembali produk keuangan tradisional seperti pinjaman tanpa perantara seperti bank.
Perusahaan juga memiliki banyak aset populer di dunia DeFi, misalnya staked ether yakni versi kripto ether yang menjanjikan imbalan pada pengguna atas setoran. “Jika masuk ke likuidasi penuh, maka harus menutup posisi ini,” ujar Omid Malekan, profesor di Columbia Business School.
Para pesaing Celcius, Nexo dan BlockFi berusaha menenangkan keadaan. Misalnya Nexo mengatakan memiliki “likuiditas dan posisi ekuitas yang solid” serta menawarkan mengakuisisi beberapa portofolio pinjaman Celcius, namun disebut ditolak.
Baca Juga : Menteri Keuangan El Salvador Sebut Risiko Fiskal Akibat Koreksi Bitcoin Sangat Minim
Sementara BlockFi menyebutkan semua layanannya “tetap beroperasi secara normal” dan tidak punya “paparan nol” atas staked ether.
Sebelumnya pasar kripto terguncang karena kasus Terra LUNA dan TerraUSD yang harganya turun di bawah US$1 padahal pengembangnya menjanjikan harganya minimalnya US$1. Kejadian ini terjadi bulan lalu.
Sumber : cnbcindonesia.com
1 thought on “Selain Terra LUNA, Ini yang Bikin Investor Kripto Panik”