TABLOID CRYPTO – Salah satu mata uang kripto, Bitcoin, terus berfluktuasi pada hari Kamis (20/5/2021). Bahkan harga mata uang itu sempat menembus US$ 40 ribu per keping atau setara Rp 575 juta.
Mata uang digital itu awalnya naik pada Kamis pagi dan diperdagangkan di level US$ 40.700 (Rp 586 juta) atau naik 2,6% dari level US$ 39.980 (Rp 574 juta). Namun mata uang itu turun kembali ke level US$ 38.965 (Rp 560 juta) , menurut data dari Coin Metrics.
Kenaikan ini merupakan titik tertinggi setelah Bitcoin terhempas jatuh. Pada hari sebelumnya, Rabu (19/5/2021) mata uang itu sempat menukik 30% menjadi hampir US$ 30.000 sebelum kembali merangkak naik.
Baca juga : Wamendag Jerry Sambuaga Sebut Pentingnya Edukasi Untuk Investor dan Trader Kripto
Selain Bitcoin, mata uang digital lainnya juga mencoba kembali pada hari yang sama, dengan Ethereum naik 2,2% menjadi US$ 2.676 (Rp 38,5 juta) dan litecoin naik 3% menjadi US$ 209 (Rp 3 juta).
Pergerakan Bitcoin yang menurun ini disebabkan oleh sinyal beragam dari CEO Tesla Elon Musk dan larangan China atas mata uang itu.
Pada 12 Mei, Musk mengatakan perusahaan mobil listriknya telah membatalkan kebijakan pembelian kendaraan dengan bitcoin karena masalah lingkungan. Bitcoin dianggap menggunakan lebih banyak energi dalam penambangannya. Bahkan secara agregat, energi yang digunakan untuk menambang mata uang itu lebih besar dari seluruh kebutuhan energi negara-negara seperti Argentina dan Ukraina.
Dari permasalahan lainnya, Pemerintah China menyatakan telah melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan terkait cryptocurrency dan menegaskan kembali sikap kerasnya pada mata uang digital.
Baca juga : China Boikot Uang Kripto
Beberapa analis menyebut Bitcoin cenderung bagian dari pasar bullish. Hal ini didasari oleh penurunan yang sudah mencapai 40%.
“Jika Anda melihat sejarah pasar bullish, koreksi sebesar ini, antara 30-40% dari harga bitcoin, cenderung menjadi bagian dari pasar bullish,” Alyse Killeen, pendiri dan mitra pengelola perusahaan modal ventura yang berfokus pada bitcoin, Stillmark Capital,
Tak hanya itu, analis lainnya beranggapan bahwa investor Bitcoin mulai menjual kepemilikannya demi emas. Salah satunya adalah analis JPMorgan, yang menyebut bahwa investor-investor seperti investor institusional mulai menarik diri dari mata uang itu.
Sumber : cnbcindonesia.com
Berita selanjutnya
Harga Bitcoin Naik 141% pada Tahun 2023: Apa Artinya untuk Prediksi BTC?
Faktor Penyebab Harga Bitcoin Mungkin Tembus Rp 1,5 M Tahun Depan
Ledakan Bitcoin: 50 Juta Dompet Aktif, 80 persen Pemegang BTC Mendapatkan Keuntungan!