TABLOID CRYPTO – Investasi dalam bentuk aset kripto seperti bitcoin belakangan tengah naik daun. Namun seringkali investasi dalam bentuk ini membuat investornya panas dingin alias panik akibat nilai tukar aset kriptonya yang naik turun.
Menurut Safir Senduk, seorang perencana keuangan, kepanikan ini terjadi karena investor menggunakan uang yang salah untuk membeli aset kripto. Maksudnya adalah mereka tak menggunakan ‘uang nganggur’ untuk membeli aset kripto seperti bitcoin dan sejenisnya.
“Kuncinya adalah uang nganggur. Biasanya yang bikin panas dingin itu karena yang dipakai bukan uang nganggur,” ujar Safir dalam acara konferensi pers yang digelar Treasury, Kamis (3/6/2021).
Menurut Safir, uang yang bukan nganggur ini — sering juga disebut uang dingin — adalah uang yang sebenarnya diperuntukkan untuk keperluan lain dalam waktu dekat. Misalnya untuk membayar uang kuliah. Jadi, ini adalah uang yang memang sudah ada rencana untuk dipakai. Namun ketika mendadak dipakai untuk beli aset kripto, terganggulah rencana kuangannya yang asli.
BACA JUGA : Cryptocurrency: Investasi atau Spekulasi
“Contohnya uang itu tiga hari lagi mau dipakai, misalnya untuk bayar kuliah, padahal pasar lagi naik turun. Alhasil ia terpaksa mencairkan asetnya dalam kondisi rugi,” lanjutnya.
Sementara jika yang dipakai berinvestasi itu uang nganggur, investor seharusnya tak akan panik saat nilai tukarnya merosot, karena uangnya juga tak akan dipakai untuk kebutuhan lain dalam waktu dekat.
“Kalau kita pakai uang nganggur dijamin tak akan panas dingin. Jadi kalau pas turun kita bisa tenang saja, kalau pas naik ya syukur,” lanjut Safir.
Lebih lanjut, Dian Supolo yang merupakan co founder sekaligus CEO Treasury mencontohkan penggunaan uang nganggur ini dengan analogi menonton film di bioskop.
“Kamu bisa pakai uang yang mungkin untuk nonton di bioskop, misalnya 20 ribu untuk nonton, lalu filmnya tidak sesuai harapan, kamu nggak akan minta uangnya balik kan? karena itu uang nganggur,” ujar Dian dalam acara yang sama.
BACA JUGA : DOGE Naik Lagi, Ini Kata Elon Musk
Edukasi seperti inilah yang didorong oleh Treasury, yaitu mengingatkan investor terhadap semua potensi dan risiko yang bisa terjadi saat berinvestasi.
Karenanya, Treasury mendorong penerapan konsep Keseimbangan Keuangan dalam bertransaksi aset digital, bersamaan dengan peluncuran Aset Kripto di platform Treasury, yang bisa menjadi alternatif simpanan bersama Emas Fisik Digital dalam satu aplikasi.
“Kami percaya bahwa edukasi mengenai aset kripto sangat penting, terutama di tengah antusiasme masyarakat yang terus meningkat terhadap aset ini. Melalui konsep Keseimbangan Keuangan, kami ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan “dana menganggur”, misalnya uang jajan atau rekreasi, bukan dana kebutuhan sehari-hari atau dana untuk tujuan keuangan dasar, seperti Dana Darurat atau mungkin Dana Pendidikan,” jelas Dian.
Sumber : inet.detik.com
Berita selanjutnya
Faktor Penyebab Harga Bitcoin Mungkin Tembus Rp 1,5 M Tahun Depan
Kerugian Kripto Menggemparkan: Dalam waktu singkat, $343 Juta hilang!
Ledakan Bitcoin: 50 Juta Dompet Aktif, 80 persen Pemegang BTC Mendapatkan Keuntungan!