Crypto News – Regulator di seluruh dunia akhirnya sadar pentingnya membuat aturan soal mata uang kripto. Dalam panel diskusi di acara ‘Citi Digital Money Symposium’ yang digelar di London baru-baru ini, hal tersebut sempat jadi bahasan utama.
Ternyata, regulasi mata uang kripto di beberapa negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Eropa, sengaja telat dibuat. Hal ini disampaikan Head of Digital Policy dari Barclays, Nicole Sandler.
Baca Juga :Â Apakah Sekarang Waktu yang Tepat Untuk Beli Bitcoin? Ini Jawabannya!
“Beberapa pembuat kebijakan membiarkan pasar melakukan apa yang mereka mau terhadap kripto tanpa ada aturan jelas. Hal ini kara para pembuat kebijakan berpikir fenomena kripto bakal berakhir,” kata dia.
“Kenyataannya, mata uang kripto terus berkembang luas,” ia menambahkan, dikutip dari Decrypt, Senin (3/4/2023).
Berdasarkan pengalamannya pada 2016, ketika ia membahas kerangka hukum aset digital bersama Komisi Eropa, Sandler mengatakan pasar kripto belum sematang sekarang.
Karena itu, para regulator belum serius membahas soal pentingnya dibuat regulasi terkait aset digital tersebut. Kini, ketika kripto telah berkembang pesat, sepertinya regulasinya butuh waktu lama untuk matang.
“Sekarang mereka sadar harus membuat regulasi soal kripto. Namun, untuk membuat kebijakan, dibutuhkan waktu yang lama dari awal hingga akhir,” ia menuturkan.
Akibat Kripto Tak Diatur
Berkat kelalaian para pembuat kebijakan, pasar kripto menjadi tak terkontrol. Dampaknya pun besar, misalnya seperti kolapsnya FTX pada November lalu.
Kendati begitu, menurut Sandler, kejadian FTX mungkin tak akan benar-benar hilang meski ada kebijakan yang mengaturnya. Namun, setidaknya aturan bisa mencegah dampaknya yang sangat besar.
Pasalnya, FTX merupakan kejahatan yang terstruktur oleh beberapa oknum kriminal di dalamnya, termasuk sang pendiri Sam Bankman-Fried.
Dalam kasus FTX, Komisi Pertukaran Aset Digital (SEC) mengambil tindakan cepat dengan menindak sang pendiri. Selanjutnya, pada Maret lalu, SEC juga menindak perusahaan kripto lain yang dinilai melenceng, yakni Coinbase.
Namun, di tengah tegasnya SEC, ternyata ada pula masalah di dalamnya. Menurut sumber yang dirahasiakan identitasnya, komunitas kripto tak suka dengan kepemimpinan SEC.
Hal tersebut diakui panelis dalam acara, Ijeoma Okoli. “Banyak orang tak suka dengan Gary Gensler yang merupakan pimpinan SEC,” ujarnya.
Baca Juga : 3 Crypto mining GPU 2023 – segini penghasilannya!
“Namun, jika dilihat kembali sekitar 10 tahun lalu pasca krisis keuangan, Gensler adalah orang yang memimpin CFTC (Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS),” ia menjelaskan.
“Kala itu, sebagian pesar pelaku sektor derivatif membencinya. Jadi, ini bukan soal kripto. Ini karena pembawaannya yang tegas,” ia memungkasi.
Sumber : cnbcindonesia.com