Bitcoin cs Bergairah Lagi, Dogecoin Melejit 15% Lebih

oleh -130 Dilihat
Cryptocurrency
Ilustrasi Cryptocurrency. [Shutterstock]

unnamed 1
Crypto News – Pasar kripto masih bergairah pada perdagangan Kamis (27/10/2022), meski perilisan kinerja keuangan beberapa emiten teknologi di Amerika Serikat (AS) mulai mengecewakan.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 10:00 WIB, Bitcoin melesat 2,58% ke posisi harga US$ 20,731,77/koin atau setara dengan Rp 322.171.706/koin (asumsi kurs Rp 15.540/US$). Sedangkan untuk Ethereum melonjak 4,74% ke posisi US$ 1.554,09/koin atau Rp 24.150.559/koin.

Adapun untuk koin digital (token) alternatif (altcoinmeme anjing Shiba Inu yakni Dogecoin melejit 15,79% ke US$ 0,07506/koin (Rp 1.166/koin).

Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.

Cryptocurrency Dalam Dolar AS Dalam Rupiah Perubahan Harian (%) Perubahan 7 Hari (%) Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)
Bitcoin (BTC) 20.731,77 322.171.706 2,58% 9,07% 398,93
Ethereum (ETH) 1.554,09 24.150.559 4,74% 21,49% 191,44
BNB 289,16 4.493.546 1,15% 7,10% 46,41
XRP 0,4703 7.308 2,41% 3,47% 23,64
Cardano (ADA) 0,4038 6.275 1,39% 15,68% 13,94
Solana (SOL) 31,25 485.625 0,11% 7,96% 11,23
Dogecoin 0,07506 1.166 15,79% 27,46% 9,98

Sumber: CoinMarketCap

Bitcoin bertahan di level psikologis di US$ 20.000 pada hari ini, setelah pada perdagangan kemarin berhasil menyentuh level psikologis tersebut.

Pasar kripto kembali menguat, meski perilisan kinerja keuangan beberapa emiten teknologi di AS mulai mengecewakan.

Bitcoin bahkan sempat menyentuh kisaran US$ 21.000, setelah bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) kemarin kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 3,75% tetapi lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 75 basis poin.

BoC menjadi bank sentral yang juga agresif dalam menaikkan suku bunga. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 6 kali kenaikan, bahkan pada Juli lalu sebesar 100 basis poin dan September 75 basis poin.

Bank sentral mulai mencatat kekhawatirannya tentang perlambatan ekonomi. Para bankir sentral secara global telah mencoba untuk menjinakkan inflasi tanpa memicu resesi yang tajam.

“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terhenti hingga akhir tahun ini dan paruh pertama tahun depan karena efek dari suku bunga yang lebih tinggi menyebar ke seluruh perekonomian,” kata BoC dalam sebuah pernyataan yang mencatat kemajuannya dalam memangkas inflasi ke bawah, menggarisbawahi kekhawatirannya tentang potensi perlambatan ekonomi.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) sepertinya mulai mempertimbangkan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya, setelah mereka sadar bahwa sikap agresifnya dapat membuat ekonomi AS kembali melambat.

Sebelumnya Wall Street Journal (WSJ) melaporkan beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

“Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters Jumat lalu.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam “penurunan paksa” dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat.

Sementara itu, investor saat ini menanti rilis data Produks Domestik Bruto (PDB) AS periode kuartal III-2022 yang akan dirilis pada Kamis pagi waktu AS atau malam hari ini waktu Indonesia. PDB AS diprediksi akan tumbuh 2% di kuartal III-2022. Artinya, AS akan lepas dari resesi.

PDB AS sebelumnya mengalami kontraksi dua kuartal beruntun, sehingga secara teknis disebut mengalami resesi.

Pertumbuhan yang terjadi di kuartal III-2022 tidak serta merta akan disambut baik oleh pelaku pasar. Apalagi jika pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari ekspektasi. Sebab, The Fed akan terus agresif menaikkan suku bunga, meski ada indikasi untuk memperlambat laju kenaikannya.

Baca Juga : Strategi Bertahan Hidup di Alam Kripto | Indonesia

Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 50% suku bunga The Fed berada di level 4,75% – 5% pada Februari 2023.

Di lain sisi, token Dogecoin pada hari ini melesat lebih dari 15%, saat pembelian Twitter oleh miliarder Elon Musk mendekati garis akhir.

Kesepakatan pembelian Twitter sebesar US$ 44 juta oleh pendiri Tesla itu seharusnya berakhir pada Jumat besok.

Musk telah menjadi pendukung utama Dogecoin, yang telah menjadi proksi sentimen tentang dirinya. Pernyataan Musk tentang token juga secara konsisten mempengaruhi harganya.

Dogecoin baru-baru ini diperdagangkan sedikit di atas US$ 7 sen, setelah mendekam cukup lama di bawah US$ 6 sen yakni selama enam minggu terakhir. Setahun yang lalu, Dogecoin diperdagangkan di kisaran US$ 25 sen.

Sumber : cnbcindonesia.com

Berlangganan Tabloid Crypto
1599719601191
Cloud Hosting Indonesia

Tentang Penulis: Tabloid Crypto

MEDIA ONLINE KOMUNITAS CRYPTO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *