Crypto News – Dalam laporan keuanga yang dirilis publik, Tesla masih memiliki Bitcoin senilai US$218 juta atau Rp 3,3 triliun. Jumlah itu menurut laman Decrypt masih menjadi salah satu yang terbesar di perusahaan publik.
Juli lalu, Tesla mengumumkan menjual 75% kepemilikan Bitcoin atau US$936 juta (Rp 14,5 triliun) pada saat itu. Setelah dijual, perusahaan melaporkan memegang aset digital senilai US$22 juta (Rp 342,2 miliar) di neraca hingga akhir Juni. Tesla pernah memiliki Bitcoin senilai US$1,5 miliar.
Baca Juga :Â Harga Kripto Kompak Merana Pagi Ini Dipimpin Cardano
Selama publikasi laporan keuangan kuartal II-2022 lalu, bos Tesla Elon Musk mengatakan perusahaannya harus menjual Bitcoin untuk membebaskan uang tunai. Dia beralasan karena kebijakan lockdown karena Covid-19 masih berlanjut di China.
“Penting untuk kami memaksimalkan posisi kas kami, mengingat ketidakpastian lockdown Covid di China,” jelasnya, dikutip dari Decrypt, Kamis (20/10/2022).
Terlepas dari penjualan, jumlah Bitcoin yang dipegang Tesla hanya lebih sedikit dari Microstrategy dengan 130 ribu BTC (sekitar US$2,48 miliar) Galaxy Holdings dengan 16.400 BTC (sekitar US$313 juta).
Rencana Musk membeli Twitter dan drama yang menyertainya tidak mengubah sikap Tesla pada kripto. Misalnya pada September lalu, sebuah pesan bocor menunjukkan orang terkaya dunia berdiskusi dengan berbagai pengusaha teknologi mengenai potensi masa depan media sosial itu.
Baca Juga :Â Bappebti: Pasar Fisik Aset Kripto Harus Dibenahi
Salah satu idenya adalah menambahkan opsi pembayaran dengan menggunakan Dogecoin, cryptocurrency favorit Musk. Idenya adalah agar pengguna membayar sejumlah kecil untuk mendaftarkan pesan ‘on-chain’. Ini akan menghilangkan sebagian besar spam dan bot dengan 0,1 Doge untuk mengirim atau memposting ulang komentar.
Beberapa orang yang diajak berdiskusi adalah Jack Dorsey dari Block Inc yang juga pendiri Twitter serta Sam Bankman-Fried dari FTX.
Sumber : cnbcindonesia.com