Tabloid Crypto – Dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan aset kripto secara fisik telah mengalami peningkatan yang signifikan. Sampai Januari 2024, ada 18,83 juta investor kripto, menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Hal ini menunjukkan tingginya minat terhadap aset kripto karena merupakan produk yang dihasilkan dari teknologi blockchain, dan aplikasi blockchain telah masuk ke sektor keuangan secara signifikan, termasuk dalam transaksi bisnis terkait keuangan dan perbankan.
Baca Juga :Â Industri Mengeluh Bahwa Pajak Kripto Membuat Investor ke Luar Negeri
Beberapa layanan keuangan yang dapat menggunakan blockchain termasuk pembayaran, kliring dan settlement, penggalangan dana, sekuritas yang di tokenisasi, pinjaman dan pembiayaan, Know Your Customer (KYC), dan pencegahan penipuan, menurut laporan CB Insights tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa blockchain adalah inovasi teknologi penting untuk membangun ekosistem keuangan digital.
Menurut Pandu Patria Sjahrir, Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), kerja sama antara AFTECH dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) terbentuk untuk memaksimalkan potensi ini dan mendorong berbagai inovasi dalam penyediaan layanan keuangan digital.
Menurut Mohammad Naufal Alvira, Wakil Ketua Umum (WKU) ASPAKRINDO Bidang Aset Kripto, kerja sama ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri aset kripto dan dinamika yang terjadi di dalamnya. Selain itu, berfungsi sebagai media untuk berbagi pengetahuan melalui berbagai kegiatan.
WKU Bidang Aset Kripto ASPAKRINDO sekaligus CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengatakan, “Misalnya, bersinergi dengan regulator untuk menyusun regulasi yang bersifat agile, mengembangkan produk dan layanan aset kripto yang inovatif, melakukan riset untuk menciptakan solusi berbasis blockchain dalam menangani masalah nasional, serta menyusun standar industri seperti keamanan, transparansi, dan kepatuhan dalam bertransaksi aset kripto.”
ASPAKRINDO dan AFTECH menekankan betapa pentingnya bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan industri. Selain itu, mereka dapat membantu masyarakat belajar tentang teknologi keuangan, terutama dalam hal perdagangan aset kripto.
Setiap tahun, kedua asosiasi mengadakan Bulan Literasi Kripto (BLK) pada Mei dan Bulan Fintech Nasional (BFN) pada November. Ini menunjukkan komitmen asosiasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia tentang sektor keuangan digital.
Dari perspektif pelaku usaha, kerja sama ini akan mempercepat laju adopsi teknologi keuangan. Selain itu, kerja sama ini akan memberikan kontribusi nyata untuk mendorong peningkatan keuangan dan mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
Baca Juga :Â Ketika Data Historis Menunjukkan Penurunan 25% Bitcoin, Apakah Ini Waktu untuk Membeli atau Menjual?
Pluang Wilson Andrew, Direktur sekaligus Head of External Affairs, menyatakan, “Tingkat kepercayaan masyarakat akan industri aset keuangan digital dan kualitas market conduct pelaku usaha yang baik juga akan terjaga dan terus meningkat.”
Ia juga mengatakan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat berfungsi sebagai landasan yang kokoh untuk pengembangan aset kripto yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (red/tc)
Response (1)