Tabloid Crypto – Dalam era digital yang semakin maju, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya keamanan siber dalam industri jasa keuangan, termasuk investasi kripto. Dengan meningkatnya nilai transaksi kripto di Indonesia, perhatian terhadap risiko yang terkait dengan keamanan siber menjadi semakin mendesak.
Artikel ini akan membahas perhatian utama OJK terkait transaksi kripto dan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keamanan di sektor ini.
Baca Juga :Â Peluncuran ETF Kripto di Jepang: Peluang dan Tantangan Baru
Peningkatan Nilai Transaksi Kripto di Indonesia
Pertumbuhan Signifikan
Data terbaru dari OJK menunjukkan bahwa nilai transaksi kripto di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan. Sepanjang Januari hingga Agustus 2024, nilai transaksi kripto meningkat sebesar 354% secara tahunan (yoy).
Pada Agustus 2024, nilai transaksi mencapai Rp 48 triliun, yang menunjukkan kenaikan 13,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara akumulatif, nilai transaksi sepanjang tahun hingga Agustus mencapai Rp 344,09 triliun.
Jumlah Investor yang Meningkat
Selain peningkatan nilai transaksi, jumlah investor di sektor kripto juga menunjukkan tren positif. Per Agustus 2024, total investor mencapai 20,9 juta, meningkat 13,36% yoy. Pertumbuhan ini mencerminkan minat yang tinggi dari masyarakat terhadap investasi kripto, namun juga menimbulkan tantangan baru dalam hal keamanan.
Risiko Keamanan Siber dalam Investasi Kripto
Ancaman yang Meningkat
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD), Hasan Fawzi, mengungkapkan bahwa percepatan teknologi telah memfasilitasi maraknya kejahatan di ruang digital.
Kasus keamanan siber yang melibatkan penyelenggara kripto, seperti PT Indodax, menjadi sorotan utama. Risiko siber yang semakin kompleks dan sering terjadi menjadi perhatian utama OJK.
Pedoman Keamanan Siber
Untuk mengatasi risiko ini, OJK telah menerbitkan pedoman siber yang berisi kerangka kerja ITSK (Infrastruktur Teknologi Sistem Keuangan) untuk memastikan keamanan siber di sektor jasa keuangan. Pedoman ini mencakup strategi pencegahan, penilaian risiko, dan penanganan insiden keamanan siber jika terjadi.
Strategi Pencegahan dan Penanganan Insiden
Strategi Keamanan Siber
OJK menekankan pentingnya strategi keamanan siber yang komprehensif untuk melindungi investor dan penyelenggara kripto. Beberapa langkah yang diambil meliputi:
- Penilaian Risiko: Melakukan penilaian risiko secara berkala untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan dalam sistem.
- Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan kepada penyelenggara kripto dan investor tentang praktik keamanan siber yang baik.
- Penanganan Insiden: Menyusun rencana penanganan insiden untuk merespons dengan cepat jika terjadi pelanggaran keamanan.
Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
OJK juga mendorong kolaborasi antara penyelenggara kripto, lembaga keuangan, dan pihak berwenang untuk menciptakan ekosistem yang aman dan terpercaya. Dengan bekerja sama, semua pihak dapat berbagi informasi dan praktik terbaik dalam menghadapi ancaman keamanan siber.
Baca Juga :Â Risiko dan Peluang Kripto: Pandangan Mantan Menteri Keuangan Tiongkok
Kesimpulan
Dengan meningkatnya nilai transaksi dan jumlah investor di sektor kripto, perhatian terhadap keamanan siber menjadi sangat penting. OJK berkomitmen untuk memastikan bahwa industri jasa keuangan, termasuk investasi kripto, beroperasi dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.
Melalui pedoman keamanan siber dan strategi pencegahan yang komprehensif, OJK berupaya melindungi investor dan menjaga integritas pasar kripto di Indonesia. (red/tc)