Crypto News – Presiden El Salvador, Nayib Bukele sebut Bitcoin adalah aset yang bisa menangkal skema Ponzi dan berlawanan dengan kejadian FTX.
Seperti yang diketahui sebelumnya, FTX adalah salah satu pemain terbesar di dunia kripto hingga keruntuhannya pada 8 November 2022.
Baca Juga : Ketua NYDIG Ross Stevens Beri Saran untuk Tidak Berinvestasi dalam Kripto Non-Bitcoin
Penyebab dari kebangkrutan FTX karena krisis likuiditasnya yang tidak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga menghancurkan banyak investor ritel.
Nayib Bukele Sebut Bitcoin Bukan Ponzi
Bukele dikenal sebagai penganut akut Bitcoin di El Salvador. Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa Bitcoin sebagai kripto andalannya dirancang untuk mencegah skema ponzi dan bank run.
Bitcoin yang diketahui sebagai sumber terbuka, di mana setiap transaksi dapat diverifikasi oleh publik.
Maka dari itu berbeda dengan skema ponzi yang mana dana investasi masih dapat disembunyikan. Oleh sebab itu, protokol Bitcoin dibuat dengan tepat untuk mencegah skema ponzi.
Selain itu, pesannya yang mendukung Bitcoin menegaskan kembali bahwa Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar terbatas sebesar 21 juta, menjadikannya aset global yang benar-benar langka untuk dimiliki.
Terlepas dari itu, dia juga yakin bahwa para investor masih ada waktu untuk menggunakan Bitcoin untuk mencegah kasus seperti FTX.
Presiden El Salvador Tidak Memiliki Bitcoin di FTX
Sementara, ketika para investor dan investor telah menjadi korban FTX, CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) memberikan tanggapan bahwa Bukele tidak menyimpan Bitcoin di akun FTX.
Sekilas informasi, Negara El Salvador yang dikenal sebagai negara pertama yang memakai Bitcoin sebagai alat pembayaran sah dengan memiliki 2.381 Bitcoin, berdasarkan data Bloomberg.
Baca Juga : Kisah kejatuhan ‘Raja Kripto’ FTX Sam Bankman-Fried