Crypto News – Laju pasar kripto kembali terpantau melemah pada Jumat (2/12/2022). Padahal bitcoin dan kripto lainnya telah mengalami kenaikan beruntun tiga hari terakhir. Apa penyebab pelemahan kali ini?
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, investor kripto harus gigit jari melihat pasar Jumat pagi (2/12/0222). Mereka harus terima bahwa bitcoin kembali gagal menembus level resistance terdekatnya US$ 17.100. Sebelumnya, BTC berhasil mencapai level US$ 17.000 setelah ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan proyeksi kebijakan bank sentral ke depan dengan sikap dovish.
Afid menjelaskan, Powell menegaskan bahwa kenaikan suku bunga acuannya dapat melambat pada bulan Desember ini, setelah menaikkannya secara agresif empat kali berturut-turut untuk menjinakkan inflasi.
Baca Juga : Kripto Masuk RUU PPSK, Ini Tanggapan Pelaku Industri
“Pasar kripto secara keseluruhan menyambut positif pidato Powell. Pasar diharapkan berada di sisi yang lebih hijau minggu ini karena suku bunga kemungkinan akan turun. Namun, Jumat pagi ini kembali melemah,” ungkap Afid, Jumat (2/12/2022).
Afid menjelaskan, pelemahan ini salah satu utamanya disebabkan oleh investor kripto yang kembali berhati-hati dalam memasuki pasar, karena potensi tentang nasib industri dan situasi makroekonomi yang lebih luas ke depannya.
Menurut Afid, investor sedang wait and see untuk menanti laporan data November Jobs Report yang akan rilis pada Jumat (2/12/2022). Laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan November diharapkan menunjukkan perlambatan yang cukup besar, sehingga menguatkan potensi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari biasanya pada bulan Desember, tidak berubah seperti pidato Powell.
Kemudian dari sisi industri, Afid menjelaskan, investor masih mengkhawatirkan prospek peningkatan efek buruk terkait dengan runtuhnya FTX. Kemungkinan besar sentimen negatif masih terlihat dari dampak kehancuran FTX yang terus meluas.
“Kita belum tahu akhir dari drama ini. Mungkin saja ke depan akan ada perusahaan kripto yang bermasalah karena terdampak kebangkrutan FTX,” jelasnya.
Afid menyebut, dilihat dari Fear and Greed Index di posisi level 27, dengan kategori Fear, masih sama dengan situasi pada Kamis (1/11/2022). Artinya investor masih gamang untuk masuk ke pasar atau bertahan. Nilai Indeks dolar AS (DXY) pada Jumat pagi, juga menguat tipis 104.77 (0,07%) yang membuat pasar kripto tertekan.
Baca Juga : Bitcoin: China Sebabkan BTC Turun ke Level Terendah 2 Tahun, tapi Ada Faktor Positif
Dari analisis teknikal, lanjutnya, bitcoin gagal menembus level resistance di US$ 17.500 dan level selanjutnya di US$ 18.300. BTC kemudian kembali retest untuk ditarik ke level support US$ 16.780. Diharapkan harga bitcoin berhasil bounce, setelah laju penurunan.
Lebih lanjut Afid mengatakan, jika benar sikap The Fed akan melunak pada rapat FOMC tanggal 12-13 Desember mendatang, maka btcoin dan aset kripto lainnya sedang dalam persiapan untuk reli dan semakin dovish. “Apabila pergerakan harga Bitcoin mampu breakout resistance terdekatnya, maka target naik selanjutnya berada pada support yang berubah fungsi menjadi resistance di level US$ 17.500,” tutupnya.
Sumber : beritasatu,com