Crypto News – Performa pasar aset kripto pada Selasa (24/10/2022) pagi terpantau mulai lesu atau berbalik arah dari hari Senin lalu. Peristiwa ini menandakan bahwa investor sudah mulai lelah dan terlihat jenuh.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, melihat gerak market kripto yang mulai masuk zona merah ini, disebabkan oleh keyakinan investor yang mulai berkurang. Dibandingkan indeks saham AS, kripto cendurung turun. Sementara, nilai Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,9% dan 1,2% pada perdagangan Senin lalu.
Baca Juga : Masa Sulit Aset Kripto, Periode Winter Hingga Pembobolan Siber
“Kemudian, nilai Dolar AS (DXY) juga sedang turun menyentuh angka 111,82 (-0,14%) pada pukul 09.00 WIB. Seharusnya, korelasi tersebut bisa mendorong laju aset kripto di pagi hari ini,” kata Afid, Selasa (25/10/2022).
Afid menambahkan, secara keseluruhan diproyeksikan pekan ini harga aset kripto masih akan mondar-mandir di rentang sempit. Ini menandakan investor sedang gamang dan tak bergairah karena tak punya gambaran yang jelas mengenai arah aset kripto ke depan.
Banyak analis yang menyebutkan bahwa investor kripto sepertinya sudah lelah untuk mengangkat harga aset kripto. Investor tampak lelah untuk terus melakukan retest harga Bitcoin (BTC) tembus ke level US$ 19.572. Sehingga, alami breakdown di kisaran level support terdekatnya di harga US$ 19.185.
Baca Juga : Mantan Ketua Fed Ben Bernanke: Mayoritas Bitcoin Digunakan untuk Hal Ilegal
Sementara, pergerakan harga Ethereum (ETH) juga ikut breakdown, setelah laju peningkatan pada daily candle dan tertahan support di level US$ 1.318. Jika pergerakan harga ETH berhasil breakdown lagi, titik support terdekatnya berada di US$ 1.278.
Di saat yang sama, lanjut Afid, investor juga mengawasi kebijakan The Fed yang dikhawatirkan akan direspons secara kuat oleh investor aset kripto. Mereka terpantau masih mencemaskan kebijakan The Fed, meski meyakini lembaga tersebut tidak akan terlalu kuat mengerek bunga acuannya gara-gara indikator ekonomi yang melemah.
Sumber : beritasatu.com