Mengantisipasi Peningkatan Harga Bitcoin ke Puncak Rp 591 Juta

oleh -158 Dilihat
Bitcoin jpg
Ilustrasi Koin Bitcoin

1599719601191
Tabloid Crypto – Harga Bitcoin (BTC) kembali naik pada Rabu, 15 November 2023, setelah mengalami koreksi sejak dua hari sebelumnya yang mencapai kisaran USD 34.500. Saat ini, BTC berharap harganya akan menutup minggu ini dengan tujuan menembus level USD 38.000, atau sekitar Rp 591 juta.

Fyqieh Fachrur, seorang trader Tokocrypto, menyatakan bahwa meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diperkirakan akan terus meningkat.Selain itu, data penjualan ritel dan inflasi AS minggu ini sangat mendukung gagasan bahwa siklus pengetatan Federal Reserve telah berakhir dan siklus penurunan suku bunga akan segera dimulai.

Indeks harga konsumen (CPI) AS hanya 3,2 persen (YoY) pada bulan Oktober, turun dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya. Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) hanya 1,3 persen (YoY), turun dari 2,2 persen pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan 1,9 persen. PPI inti, atau inflasi, turun ke tingkat tahunan sebesar 2,4 persen dari 2,7 persen.

Baca Juga : Prediksi Harga Kripto Solana (SOL) untuk Tahun 2024 Meroket Dua Kali Lipat dalam Satu Bulan

Menurunnya inflasi dapat mendukung Bitcoin dalam jangka pendek karena beberapa pelaku pasar mungkin bersedia mengambil risiko lebih besar. Mata uang tradisional cenderung lebih stabil nilainya saat inflasi turun, yang dapat membuat aset seperti obligasi dan tabungan kurang menarik untuk investasi. Dalam pernyataan resminya pada hari Kamis (16/11/2023), Fyqieh menyatakan bahwa dalam situasi seperti ini, beberapa investor mungkin mencari opsi yang lebih menguntungkan untuk pertumbuhan modal, dan Bitcoin mungkin merupakan salah satu pilihan tersebut.

Selain itu, karena inflasi yang tinggi sering dikaitkan dengan ketidakpastian ekonomi, beberapa orang mungkin melihat Bitcoin sebagai bentuk “perlindungan” terhadap depresiasi mata uang konvensional.

Karena sifatnya yang terdesentralisasi dan terbatas dalam pasokan, Bitcoin dianggap sebagai alat untuk melindungi nilai terhadap perubahan nilai mata uang fiat.

Sementara itu, SEC masih belum memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat. Harapan ini menjadi salah satu alasan investor terus mengakumulasi aset meskipun harga Bitcoin turun dalam jangka pendek.

Investor Responsif

Jendela waktu untuk persetujuan ini masih berlangsung hingga 17 November. Namun, jika SEC memutuskan untuk melanjutkan kebijakan penundaan persetujuan ETF, jendela waktu tersebut akan diperpanjang hingga 10 Januari.

Dengan kepercayaan pasar yang kuat dan koreksi yang minimal, para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin. Harga Bitcoin cepat meningkat dari USD 34.000 (Rp 527 juta) menjadi USD 38.000 (Rp 589 juta). Menurutnya, kepercayaan investor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung negatif.

Dia menyatakan bahwa beberapa investor mungkin bertanya apakah pembelian Bitcoin pada harga saat ini terlalu mahal. Harga Bitcoin telah berubah secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Saat ini, harganya berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada awal tahun 2023.

Namun, penting untuk diingat bahwa harga Bitcoin sangat berubah-ubah dan tidak selalu mengikuti pola yang dapat diprediksi.

Fyqieh menyatakan, “Pastikan tujuan investasi. Jika ingin berinvestasi jangka panjang, maka membeli Bitcoin di level sekarang tidak terlalu mahal. BTC memiliki potensi untuk tumbuh secara signifikan dalam jangka panjang, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan yang besar.”

Baca Juga : Setelah Rilis Data Inflasi AS, Harga Bitcoin Menguat Sesaat

Investasi Berjangka

Dengan mempertimbangkan harga saat ini, mungkin masuk akal untuk melakukan investasi jangka panjang pada Bitcoin, terutama jika dianggap sebagai peluang masuk pada level yang agak rendah.

Keputusan investasi mungkin dipengaruhi oleh proyeksi kenaikan yang mungkin hingga mencapai All-Time High (ATH) sekitar USD 120.000-USD 150.000, atau sekitar Rp 1,8 miliar-Rp 2,3 miliar, selama siklus halving Bitcoin selanjutnya.

Siklus halving bukan jaminan bahwa Bitcoin akan mencapai rekor ATH baru. Namun, penting untuk diingat bahwa ini tidak benar. Pergerakan harga Bitcoin juga dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti adopsi institusional, peraturan, kemajuan teknologi, dan sentimen pasar.

Disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar kripto sebelum membuat keputusan investasi, katanya.

Aturan Likuiditas dan Modal Penerbit Stablecoin Ditetapkan oleh Uni Eropa

Pengawas perbankan UE telah mengeluarkan proposal yang mewajibkan penerbit stablecoin untuk memiliki dana yang cukup untuk menebus investor sepenuhnya. Mereka juga mengusulkan persyaratan likuiditas minimum dan modal untuk penerbit stablecoin dan token digital lainnya.

EBA memulai konsultasi publik mengenai persyaratan likuiditas untuk cadangan aset yang mendukung stablecoin, yang berarti hanya aset yang memenuhi syarat dengan kualitas cukup tinggi yang dapat digunakan.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut dapat dijual dengan cepat untuk mengumpulkan uang untuk membayar penebusan, yang penting untuk menghentikan penjualan dan penularan krisis.

EBA mengatakan penerbit stablecoin yang didukung oleh mata uang harus dapat menawarkan penebusan penuh yang setara dengan investor.

EBA mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yahoo Finance pada Rabu (15/11/2023), “Setelah penerapan pedoman tersebut, pengawas dapat memperkuat persyaratan likuiditas emiten terkait untuk menutupi risiko-risiko tersebut berdasarkan hasil stress test likuiditas.”

Baca Juga : OJK Membutuhkan Karyawan untuk Perizinan Keuangan Digital dan Aset Kripto

Stablecoin yang didukung oleh aset seperti emas hanya perlu menawarkan penebusan sesuai harga pasar aset pada saat penebusan.

EBA menyatakan bahwa dalam beberapa situasi, bank dikecualikan dari persyaratan likuiditas karena mereka memiliki penyangga likuiditas sesuai dengan peraturan permodalan dan likuiditas bank UE yang berlaku saat ini.

Aturan likuiditas yang diusulkan memastikan penerbit stablecoin, yang dapat berupa organisasi non-bank, menerima perlindungan yang sama. Ini juga menghindari bank dari keuntungan modal atau likuiditas yang tidak adil. (red/tc)

Berlangganan Tabloid Crypto
Verifikasi Data Indodax Cara Membuat Wallet dan Deposit di Indodax 6

Tentang Penulis: Tabloid Crypto

MEDIA ONLINE KOMUNITAS CRYPTO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *