Tabloid Crypto – Dalam setahun terakhir, nilai transaksi aset kripto menurun. Pada 2021, nilai transaksi mencapai Rp 859,4 triliun.
Pada tahun 2022, volume transaksi kripto turun sebesar 63% menjadi Rp 306,4 triliun. Sampai September 2023, penurunan ini terus berlanjut hingga baru mencapai Rp 94,4 triliun.
Baca Juga :Â Pekan Ini Bitcoin Berpotensi Mengalami Peningkatan
Mengomentari hal ini, Sumardi, CEO Reku, menyatakan bahwa nilai transaksi dapat meningkat pada tahun 2021 karena FOMO besar-besaran, dan harga aset kripto dapat melonjak ribuan persen.
Dalam acara Workshop Reku x CCA Financial Planner pada Rabu (22/11/2023), Sumardi menyatakan, “Saat itu aset kripto naik bukan karena aspek teknikal atau fundamental, tapi ada tokoh dunia terkenal menulis cuitan tertentu, harga bisa naik.”
Menurut Sumardi, penurunan ini juga disebabkan oleh musim dingin kripto pada 2022 hingga 2023. Meskipun demikian, meskipun kondisi seperti itu, nilai transaksi aset kripto masih mencapai Rp 90 triliun.
Baca Juga :Â CEO Binance Mengakui Kesalahan Pasar Kripto Menangis
Sumardi menyatakan bahwa musim dingin kripto juga terjadi pada 2018, sebelum harga kripto naik besar-besaran pada 2021. Namun, ada perbedaan dengan musim dingin kripto saat ini, yang tumbuh 10 kali lipat. Pada musim dingin kripto 2018 belum tentu nilai transaksi bisa mencapai 10 triliun dalam satu tahun. (red/tc)