Tabloid Crypto – ASEAN dianggap sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia dalam adopsi mata uang kripto, dan jutaan orang di Asia Tenggara telah terpikat oleh perkembangan pesat mata uang kripto dalam beberapa tahun terakhir.
Asia Tenggara telah menjadi salah satu tempat terbaik untuk mengadopsi kripto karena pasarnya yang liberal, infrastruktur digital yang berkembang, dan kurangnya lembaga perbankan formal.
Pasar mata uang kripto Asia Tenggara diproyeksikan akan tumbuh sebesar 8,75% setiap tahun selama empat tahun ke depan, mencapai USD 1.787 juta atau setara Rp 27,5 triliun pada tahun 2024, menurut data yang disediakan oleh Statista.
Baca Juga :Â Proyeksi Harga Bitcoin: JPMorgan dan Deutsche Bank
Sebuah laporan terbaru dari Chainalysis menunjukkan bahwa Thailand, Filipina, dan Vietnam adalah negara yang paling banyak menggunakan cryptocurrency secara global dan regional.
Claudio Cossio, pendiri Meta Pool, mengatakan bahwa bisnis staking token sedang dalam tahap adopsi di Asia. Staking token adalah metode yang sangat mudah untuk mendapatkan imbalan dengan menggunakan protokol blockchain yang menggunakan konsensus bukti kepemilikan.
“Kita akan melihat peningkatan besar-besaran dalam 3 tahun ke depan, dengan solusi Lapisan 2 yang berfokus pada kawasan Asia Tenggara,” kata Cossio dikutip dari Coinmarketcap, Sabtu (20/4/2024).Â
Di antara alasan utama adopsi kripto di Asia Tenggara adalah inovasi teknologi dan inklusi keuangan.
Negara-negara yang Berpikir Positif
Singapura dan Thailand telah maju dalam pengembangan teknologi seperti teknologi blockchain, mendukung berbagai proyek mata uang kripto, dan menciptakan lingkungan yang aman untuk kemajuan teknologi.
Beberapa negara di Asia Tenggara sangat tertutup secara finansial, sehingga banyak orang tidak dapat mengakses kebutuhan dasar seperti rekening bank.
Laporan Forum Ekonomi Dunia menyatakan bahwa pada akhir 2022, enam dari sepuluh masyarakat Asia Tenggara tidak memiliki akses ke bank atau masih kekurangan layanan perbankan.
Baca Juga :Â Spekulasi Pasar Terjadi Karena Halving Bitcoin
Selain itu, lebih dari 60% perusahaan Mikro Usaha Kecil Menengah (UMKM) yang disurvei tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan pinjaman karena mereka tidak memiliki akses ke lembaga perbankan formal.
Jutaan orang telah memiliki akses ke pasar keuangan baru, dan cryptocurrency telah memainkan peran penting dalam memerangi kurangnya inklusi keuangan di wilayah tersebut. (red/tc)