Tabloid Crypto – Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) telah menciptakan gelombang optimisme di kalangan investor, terutama dalam aset berisiko seperti kripto dan saham. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung lebih berani mengambil risiko, mendorong pertumbuhan di pasar yang sebelumnya tertekan.
Momentum yang Dinantikan Investor
Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, menyatakan bahwa penurunan suku bunga The Fed merupakan momentum yang sangat dinantikan oleh investor di tahun ini. Kebijakan ini menandai awal dari pendekatan ekonomi yang lebih longgar, yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan setelah inflasi berhasil ditekan.
Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi di berbagai kelas aset.
Baca Juga :Â Publikasi Cadangan Aset Kripto: Tanggung Jawab Indodax dalam Membangun Kepercayaan
Korelasi Positif antara Kripto dan Saham
Tren Kenaikan Bersama
Setelah pemotongan suku bunga pada 18 September, korelasi antara pergerakan harga aset kripto dan saham AS mencapai salah satu level tertingginya. Ini menunjukkan bahwa kedua kelas aset tersebut mengalami tren positif yang serupa, memberikan sinyal bahwa investor semakin percaya diri untuk berinvestasi di pasar yang lebih berisiko.
Dampak pada Harga Bitcoin dan Saham
Pasca penurunan suku bunga, harga Bitcoin (BTC) melonjak hingga mencapai level US$62.000, dan saat ini berada di level US$66.340, mencatat kenaikan 5% dalam tujuh hari terakhir. Saham-saham di AS juga menunjukkan performa yang kuat, dengan indeks Dow melampaui level 42.000 dan S&P 500 mencatat All-Time-High (ATH).
Ini adalah indikasi bahwa pasar saham dan kripto saling mendukung dalam fase pertumbuhan ini.
Likuiditas yang Meningkat dan Peluang Investasi
Potensi Peningkatan Likuiditas
Fahmi menekankan bahwa suku bunga yang lebih rendah berpotensi meningkatkan likuiditas di pasar saham dan kripto. Bank sentral di berbagai negara mungkin akan mengikuti jejak The Fed dengan menurunkan suku bunga acuan mereka, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Mencari Instrumen dengan Potensi Return Tinggi
Dengan bunga simpanan yang lebih rendah, investor cenderung mencari instrumen yang menawarkan potensi return lebih tinggi. Ini dapat mendorong mereka untuk beralih dari uang fiat ke aset yang dapat berfungsi sebagai pelindung inflasi, seperti Bitcoin. Aset kripto, dengan karakteristiknya yang unik, semakin menarik perhatian di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.
Optimisme Kebijakan Moneter ke Depan
Proyeksi Penurunan Suku Bunga oleh Bank Indonesia
Optimisme terkait kebijakan penurunan suku bunga di AS juga tercermin dalam proyeksi Bank Indonesia (BI), yang diperkirakan akan melakukan penurunan suku bunga sebanyak dua kali di sisa tahun ini. Ini menunjukkan bahwa tren penurunan suku bunga tidak hanya terjadi di AS, tetapi juga di negara lain, menciptakan peluang bagi investor untuk memanfaatkan kondisi pasar yang menguntungkan.
Fase Bullish Pasca Bitcoin Halving
Fahmi menambahkan bahwa outlook kebijakan moneter yang ada sejalan dengan tren yang terjadi di pasar kripto pasca Bitcoin halving. Fase bullish yang kuat sering kali muncul setelah halving, yang dapat membawa kenaikan nilai yang signifikan pada aset-aset kripto populer. Ini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk mempertimbangkan strategi investasi mereka.
Baca Juga :Â Aset Kripto dan Tantangan Penegakan Hukum di Indonesia
Kesimpulan: Peluang Emas di Tengah Kebijakan Moneter yang Longgar
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed telah menciptakan peluang yang signifikan bagi investor di pasar kripto dan saham. Dengan likuiditas yang meningkat dan optimisme yang tinggi, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi potensi investasi di aset berisiko.
Dengan pendekatan yang tepat, investor dapat meraih keuntungan yang substansial di tengah perubahan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan. (red/tc)
Response (1)