Bagaimana Cara Kerja Blockchain?

oleh -240 Dilihat
Foto blockchain
Ilustrasi - Blockchain

indodax bitcoin indonesia blotspot dot coms

Tabloid Crypto – Jika kita berbicara tentang mata uang kripto dan Bitcoin, kita tidak bisa melupakan teknologi yang disebut blockchain. Pada dasarnya, blockchain adalah teknologi yang melindungi transaksi mata uang crypto dan dianggap sebagai inovasi yang akan mengubah industri keuangan. Teknologi blockchain akan memungkinkan kita untuk pertama kalinya memiliki aset berharga yang sepenuhnya ada di internet tanpa bentuk fisik. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana blockchain bekerja, mengapa ia penting, dan apa saja jenisnya.

Ringkasan Artikel

  • ⛓️ Blockchain pada dasarnya adalah sebuah buku kas digital yang aman dan dapat dipercaya, karena memiliki 4 karakteristik utama: terdesentralisasi, konsensus, immutable atau tidak dapat diubah, dan transparan.
  • 💻 Buku kas ini terdiri dari kumpulan blok-blok yang berisi data transaksi, yang saling terkait satu sama lain dan membentuk rantai. Oleh karenanya teknologi ini disebut dengan blockchain.
  • 🔎 Blockchain dibagi menjadi dua tipe yaitu public dan private blockchain. Public blockchain bersifat terbuka, bebas digunakan, dan didesain untuk memproses ribuan transaksi. Sementara itu, private blockchain merupakan jaringan terbatas yang memerlukan izin, penggunaannya terbatas, dan biasanya tersentralisasi.

Baca Juga : Apa Itu Crypto?

Blockchain: Apa Itu?

Blockchain adalah buku kas digital dengan basis data yang didistribusikan ke berbagai komputer dalam jaringan. Yang membedakan blockchain dengan buku kas atau database lainnya adalah struktur datanya, yang mengumpulkan data transaksi ke dalam satu blok dengan kapasitas yang terbatas.

Satu blok dapat menyimpan ribuan transaksi keuangan, tergantung pada ukuran data transaksinya.

Hash, atau kode yang terdiri dari angka dan huruf yang tidak beraturan, dimiliki oleh setiap blok yang telah diverifikasi. Hash ini dibuat dari data yang ada di dalam blok dan hash dari blok sebelumnya, sehingga blok-blok ini terhubung satu sama lain untuk membentuk rantai berkelanjutan. Sehingga, jika data di satu blok berubah, hash di blok berikutnya juga akan berubah.

proses hashing blockchain
Contoh proses hashing dari data transaksi. Sumber: Coin Telegraph

Sistem blockchain sangat aman karena Anda harus mengubah semua blok sebelumnya, sehingga data dalam blok yang sudah terhubung dalam rantai tidak dapat diubah.

Kronologi Blockchain

Saat ini, blockchain selalu dikaitkan dengan crypto, tetapi teknologi ini sebenarnya sudah ada jauh sebelum Bitcoin. Konsep blockchain diciptakan oleh dua ilmuwan, Stuart Haber dan Scott Stornetta, pada awal tahun 1990-an.

Satoshi Nakamoto membuat konsep blockchain Bitcoin pertama kali pada tahun 2008 dan merilis whitepaper pertama tentang teknologi ini pada tahun 2009. Pada tahun 2009, teknologi ini kemudian menjadi fondasi Bitcoin. Dalam whitepaper tersebut, Nakamoto mengutip tiga temuan penelitian kriptografer Haber dan Stornetta, dan menjelaskan bagaimana sistem desentralisasi teknologi tersebut dapat meningkatkan keamanan pengiriman mata uang digital.

Bagaimana Blockchain Bekerja?

Setiap blok baru ditambahkan ke ujung rantai blockchain, dan blok berikutnya memiliki data tentang susunan semua blok sebelumnya untuk menjaga keutuhan rantai. Blok genesis adalah blok pertama dalam sebuah blockchain.

Sebelum setiap blok dimasukkan ke dalam rantai, algoritma akan memverifikasinya. Metode yang digunakan untuk verifikasi setiap blockchain dapat berbeda tergantung pada mekanisme konsensus yang digunakan. Mekanisme konsensus ini memastikan bahwa setiap data aman, akurat, dan benar. Untuk menambahkan blok ke dalam blockchain Bitcoin, setiap penambang harus memecahkan teka-teki kriptografi rumit.

Data transaksi akan disimpan dalam sebuah blok bersama ribuan transaksi lainnya setelah verifikasi. Nominal transaksi, tanda tangan digital kami, dan pihak yang berhubungan disertakan dalam data ini. Disebabkan urutan transaksi yang disimpan tetap terjaga, transaksi yang disimpan paling awal selalu disimpan di paling depan dan sebaliknya.

Akhir sekali, algoritma blockchain membentuk sebuah hash berdasarkan transaksi yang termasuk dalam blok tersebut setelah semua transaksi terverifikasi. Data hash dari blok sebelumnya juga diberikan kepada blok baru, yang menghubungkannya ke rantai blockchain.

Saat sebuah blok baru ditambahkan ke dalam blockchain, semua orang, termasuk kita sendiri, memiliki kemampuan untuk melihat blok tersebut di hadapan umum. Melalui Etherscan.io atau blockchain.com, kita dapat melihat data blockchain publik seperti Bitcoin.

Terakhir, semua penambang yang berfungsi sebagai node menerima informasi tentang setiap blok dan rantai jaringan ini, bukan disimpan di satu komputer. Distributed ledger adalah nama lain untuk sistem ini.

Baca Juga : Dalam Trading Kripto, Apa Arti dari Maker Dan Taker Fee?

Kelemahan Blockchain

  • Membutuhkan energi besar: Teknologi blockchain membutuhkan energi listrik yang cukup besar. Energi ini dibutuhkan penambang sebagai node yang memproses penambahan blok ke dalam rantai blockchain. Bitcoin mengonsumsi sekitar 80 TwH per tahun (CCAF).
  • 🐌 Kepadatan jaringan: Kepadatan jaringan dalam sebuah blockchain dapat menyebabkan berbagai hal seperti biaya transaksi mahal, proses transaksi lambat, dan bahkan transaksi gagal. Blockchain generasi awal seperti Bitcoin dan Ethereum hanya dapat memproses sejumlah transaksi dalam satu waktu.
  • 🖥️ Skalabilitas: Salah satu hambatan paling besar terhadap penggunaan massal blockchain adalah skalabilitas. Teknologi blockchain sendiri masih dalam tahap perkembangan dan kita belum mengetahui apakah jaringannya dapat menahan beban saat digunakan oleh jutaan orang sekaligus dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, banyak teknologi blockchain baru berusaha memecahkan masalah skalabilitas dan kecepatan transaksi.

Keuntungan Blockchain

  • 🔐 Aman: Jaringan blockchain diamankan menggunakan teknologi kriptografi yang menjamin keamanannya dari berbagai macam serangan. Namun, terdapat titik kelemahan dalam berbagai teknologi yang dihubungkan ke jaringan blockchain seperti dompet digital, server penyimpanan data, situs web, dan platform aplikasi terdesentralisasi.
  • 🕵️ Anonimitas data transaksiBlockchain menawarkan pseudonimity di mana data pribadi setiap transaksi disamarkan. Sistem seperti ini memberikan perlindungan terhadap data pribadi setiap pengguna dan tepat memberikan transparansi.
  • 🌏 Global: Aplikasi dan platform yang menggunakan sistem blockchain bersifat global dan tidak dibatasi oleh batasan negara atau wilayah. Pemindahan aset dan transaksi pada blockchain bisa dilakukan dari semua wilayah yang memiliki akses internet.
  • 🤝 Peer-to-peer (P2P): Semua transaksi pada sistem terdesentralisasi diproses secara peer-to-per (P2P) tanpa membutuhkan pihak ketiga.
  • ⚖️ Transparan: Semua data transaksi yang pernah terjadi pada sebuah blockchain publik dapat diakses secara mudah melalui berbagai situs seperti ETHscan. Data ini juga meliputi nomial, waktu, dan alamat tujuan transaksi.

Bagaimana Blockchain dan Cryptocurrency berhubungan satu sama lain

Meskipun teknologi blockchain dan cryptocurrency sangat terkait satu sama lain, seringkali orang salah mengartikan blockchain sebagai crypto dan sebaliknya. Sejak kesuksesan Bitcoin, banyak platform mulai menggunakan teknologi blockchain untuk memanfaatkannya untuk bidang lain. Blockchain pada dasarnya adalah dasar yang dapat digunakan untuk banyak hal.

Untuk menjelaskan kebingungan tentang perbedaan antara blockchain dan cryptocurrency, kita bisa melihat bahwa blockchain adalah teknologi yang memungkinkan transaksi aset kripto terjadi, sedangkan cryptocurrency adalah aset digital yang dibangun di atas jaringan blockchain.

Karakteristik dari Blockchain

  • 🌐 Terdesentralisasi: Karakteristik utama dari jaringan blockchain adalah sistem terdesentralisasi kompleks yang bisa memfasilitasi penyimpanan data dan perpindahan aset.
  • ✏️ Open-source: Salah satu prinsip utama dari sistem terdesentralisasi adalah sifatnya yang open-source atau terbuka dan bisa digunakan siapa saja. Teknologi blockchain dapat dimodifikasi dan digunakan siapa pun. Ini lah kenapa sekarang kita melihat berbagai variasi blockchain yang menggunakan beragam sistem verifikasi.
  • 🛡️ Tahan terhadap perubahan data: Data pada blok yang sudah diverifikasi dan masuk ke rantai blockchain bersifat immutable atau tidak bisa diubah. Hal ini membuat jaringan blockchain sangat tahan terhadap manipulasi data.
  • 🔒 Dikunci menggunakan kriptografi: Terakhir, karakteristik utama dari semua jaringan blockchain adalah penggunaan kriptografi untuk keamanan. Kunci kriptografi ini adalah teknologi enkripsi kompleks yang sangat aman.

Apa Saja Tipe-Tipe Jaringan Blockchain?

Public Blockchain Private Blockchain
Otoritas Terdesentralisasi Bisa terpusat
Akses Terbuka untuk publik, bisa diakses siapa saja Jaringan hanya terbuka untuk pihak tertentu
Transaksi per detik Lebih sedikit Lebih banyak
Token asli Ada Tidak diperlukan
Kecepatan Lebih lambat Lebih cepat
Konsumsi energi Tinggi Sedikit
Risiko Risiko penyerangan tinggi Risiko penyerangan lebih rendah

Public Blockchain

Tipe jaringan blockchain yang paling banyak digunakan adalah blockchain publik. Datanya dapat diakses dan digunakan secara bebas karena ia adalah jaringan terbuka. Metode konsensus proof-of-work (PoW) atau proof-of-stake (PoS) biasanya digunakan untuk mengamankan jenis blockchain ini. Selain itu, sebagian besar blockchain publik terdesentralisasi secara penuh, dengan sejumlah node yang bertanggung jawab untuk memproses transaksi.

Karena harus mampu memproses ribuan transaksi setiap detik, blockchain publik biasanya sangat membutuhkan energi. Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Solana adalah contoh blockchain publik.

Private Blockchain

Private blockchain adalah jaringan blockchain terbatas yang dibuat oleh entitas dan hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki izin untuk menggunakannya. Selain itu, sistem verifikasi yang tersentralisasi dan diawasi oleh pembuat jaringan biasanya digunakan oleh private blockchain. Ia memiliki sistem tertutup yang biasanya dirancang khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu, blockchain privat umumnya lebih stabil dan lebih cepat daripada blockchain publik. Namun, lokasinya yang tersentralisasi membuatnya lebih rentan terhadap serangan pihak ketiga.

Terakhir, private blockchain biasanya harus memiliki izin dari pemerintah dan lembaga negara. Selain itu, ia bisa dibuat khusus untuk perusahaan tertentu yang membutuhkan sistem blockchain. Ripple (XRP) adalah contohnya.

Mengapa Blockchain Penting untuk Diterapkan?

blockchain adalah
Berbagai industri yang mulai mengeksplorasi kegunaan teknologi blockchain.

Jutaan pengguna di seluruh dunia sekarang menjadi bagian penting dari sistem jaringan blockchain. Salah satu kemajuan yang dihasilkan oleh blockchain adalah terciptanya ekosistem finansial alternatif yang terus berkembang yang dapat diakses oleh siapapun di seluruh dunia.

Ketika blockchain semakin terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari, teknologi kontrak pintar paling banyak digunakan dalam pembuatan keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang membuat berbagai fasilitas keuangan konvensional seperti menabung, pinjaman, dan asuransi menjadi serba terdesentralisasi. Ini adalah hasil dari pengembangan teknologi kontrak pintar yang dimulai oleh blockchain generasi kedua Ethereum.

Karena semua datanya permanen, sistem desentralisasi membuat blockchain hampir tidak mungkin dimanipulasi. Untuk menjebol jaringan, seorang peretas harus mengubah informasi di setiap salinan blockchain yang dimiliki oleh semua node. Selain itu, pihak ketiga atau peretas yang ingin mengontrol blockchain harus mengeluarkan sumber daya yang sangat besar, yang hampir tidak mungkin dilakukan.

Akibatnya, kemajuan teknologi ini diperlukan untuk membuat sistem finansial alternatif yang aman dan dapat diakses oleh siapa saja.

Baca Juga : Kenapa Kripto Bisa Jadi Aset Investasi?

Teknologi Blockchain digunakan

Pada dasarnya, ada banyak manfaat dari teknologi blockchain. Pada dasarnya, teknologi ini adalah dasar penyimpanan data yang dapat diterapkan untuk bisnis apa pun. Saat ini, kita telah menyaksikan penerapan teknologi blockchain di bidang yang tidak terkait dengan industri finansial, seperti identitas digital, industri data, industri musik, rantai pasokan, dan industri kesehatan. Industri-industri tersebut masih mengalami kemajuan yang terbatas, namun.

Central bank digital currencies, juga dikenal sebagai CBDCs, adalah mata uang fiat yang dibangun di atas jaringan blockchain tetapi diawasi oleh pemerintah. Ini adalah salah satu perkembangan teknologi blockchain yang paling pesat. CBDCs sedang direncanakan dan dibentuk oleh negara seperti Indonesia dan AS.

Seiring dengan peningkatan popularitas dan adopsi cryptocurrency, berbagai industri lain akan terus menerapkan teknologi blockchain. (red/tc)

Berlangganan Tabloid Crypto

Triv Banner jpg

NAGA INTERIOR Banner 1 1 scaled

Tentang Penulis: Tabloid Crypto

MEDIA ONLINE KOMUNITAS CRYPTO

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *