Tabloid Crypto – Vivek Ramaswamy, calon presiden Amerika Serikat (AS) atau Capres AS dari Partai Republik, mengecam kinerja regulator dalam menangani kasus penipuan kripto, termasuk kasus Sam Bankman-Fried, bos FTX.
Selama debat Partai Republik ke-4, Ramaswamy mengatakan bahwa undang-undang saat ini tidak cukup untuk menangani kasus-kasus terkenal seperti kebangkrutan FTX akibat tindakan pendirinya, Sam Bankman Fried (SBF), bersama dengan perusahaan kripto lainnya.
Baca Juga :Â Hingga November 2023, Bappebti Menyatakan Bahwa Jumlah Pelanggan Kripto di Indonesia Sentuh 18,25 Juta
Viviek Ramaswamy menjawab bahwa dia akan menjamin kebebasan bagi penipu, penjahat, dan teroris. Penipu, penjahat, dan teroris telah menipu orang selama bertahun-tahun. Peraturan kita harus mengikuti perkembangan saat ini.
Ramaswamy menyatakan, dikutip dari Bitcoin.com pada hari Sabtu (16/12/2023), “Fakta bahwa SBF mampu melakukan apa yang dia lakukan di FTX menunjukkan bahwa kerangka kerja yang mereka miliki saat ini tidak berfungs.”
Ramaswamy kemudian menegur Gary Gensler, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), menyatakan bahwa “sangat memalukan” dia tidak dapat menentukan apakah Ether adalah sekuritas yang diatur dalam sidang kongres yang diadakan pada April.
Baca Juga :Â Menurut Daftar Prediksi Bitcoin Bitwise, Harga BTC akan Mencapai Puncak $80.000 Tahun Depan
Menurut Ramaswamy, ini menunjukkan bahwa “negara administratif” telah bertindak terlalu jauh. Dia menyatakan bahwa Kongres tidak pernah memberikan birokrat di lembaga SEC yang menulis peraturan kepada mereka.
Ramaswamy telah menjadi kritikus keras terhadap tindakan yang dilakukan oleh Securities and Exchange Commission (SEC), menekankan bahwa jika dia terpilih, dia akan membatalkan sebagian besar aturan kripto SEC. (red/tc)
