Tahun 2024 Akan Menjadi Pesta Industri Kripto karena 3 Faktor Pendukung

oleh -126 Dilihat
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia.
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Triv Banner jpg

Tabloid Crypto – Pasar kripto diperkirakan akan merayakan tahun 2024 karena, setidaknya, tiga peristiwa utama akan memengaruhi sektor tersebut.

Gabriel Rey, CEO Triv, menyatakan bahwa di tahun 2024 akan ada banyak berita baik untuk aset kripto, terutama Bitcoin. Pertama, persetujuan Bitcoin ETF Spot, yang dapat meningkatkan transaksi kripto.

Seperti yang diketahui, tanggal 10 Januari 2024 adalah tanggal terakhir di mana Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) harus membuat keputusan akhir tentang perizinan dua belas ETF Bitcoin yang telah beredar, termasuk Blackrock dan Grayscale.

Baca Juga : Transaksi Kripto Lebih dari 100 Triliun Rupiah Dilakukan di Indonesia, Masuk 10 Besar Dunia

Gabriel menyatakan bahwa ada kemungkinan SEC akan menyetujui perdagangan ETF Bitcoin karena kehadiran Blacrock sebagai Manajer Investasi (MI) yang terkenal di dunia investasi.

Gabriel menyatakan bahwa kedua, sentimen Halving Bitcoin, yang diproyeksikan akan jatuh pada April 2024, akan meningkat di pasar kripto. Ketiga, perkiraan bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada Maret 2024 dapat menarik kembali minat investor dalam mata uang kripto.

Melihat katalis-katalis tersebut, saya pikir target Bitcoin ke level harga $ 100 pada tahun 2024 cukup realistis. Gabriel memberi tahu Kontan.co.id, Kamis (28/12), bahwa aset berisiko seperti saham dan kripto pasti akan naik, seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya.

Panji Yudha, ahli keuangan kripto ajaib, memperkirakan bahwa semester pertama tahun 2024 akan cukup padat dengan banyak berita dan peristiwa penting. Pasar sangat menantikan informasi tentang inflasi dan suku bunga acuan AS.

Saat ini, kebijakan suku bunga Federal Reserve sedang bergerak ke arah yang berbeda. Dalam empat dari lima pertemuan terakhir, Federal Reserve telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% hingga 5,50%, termasuk kenaikan suku bunga acuan sebanyak sebelas kali dalam dua tahun terakhir.

Pelaku pasar sangat antusias tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mulai pada Maret 2024, dengan kemungkinan sekitar 74,80% menurut FedWatch Tool CME.

“Situasi ini menunjukkan bahwa periode kenaikan suku bunga mungkin sudah berakhir, menimbulkan optimisme di pasar keuangan terkait dengan perubahan kebijakan Federal Reserve, yang akan berdampak positif ke pasar kripto,” kata Panji dalam riset yang dipublikasikan pada Selasa (26/12).

Menurut Paniji, pasar kripto juga menunggu keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengenai berbagai aplikasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot. Ada kemungkinan bahwa keputusan ini akan memengaruhi cara investor berinteraksi dengan Bitcoin, memungkinkan investor untuk berinvestasi pada aset digital tersebut dengan lebih sering.

Selain itu, komunitas kripto tentunya sangat menantikan halving Bitcoin, yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Halving terjadi setiap sekitar empat tahun sekali, dan imbalan yang dihasilkan dari pemrosesan satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210.000 blok hingga mencapai total 21 juta.

Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, ketika imbalan penambang dikurangi dari 50 BTC menjadi 25 BTC. Halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016, ketika imbalan blok dikurangi dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC.

Baca Juga : Pandangan Teknikal: Harga Bitcoin Berisiko Tumbang Sebelum Tahun Baru

Pada 11 Mei 2020, halving terakhir Bitcoin terjadi, menurunkan harga dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Saat ini, Bitcoin sedang menuju ke siklus keempat, yang diharapkan akan terjadi pada April 2024, dengan hasil mining yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC.

Gabriel menyadari bahwa sejak tahun 2011 hingga 2021, terdapat pola yang menarik dalam pergerakan harga Bitcoin. Jika Anda melihat siklusnya, Anda akan melihat Bitcoin menguat satu tahun sebelum halving, satu tahun sebelum halving, dan satu tahun setelah halving.

Menurut CEO Tokocrypto Yudhono Rawis, halving secara tidak langsung berdampak pada jumlah Bitcoin yang beredar. Hal ini biasanya terjadi satu tahun setelah halving, dan dia memperkirakan puncak kenaikan harga BTC akan terjadi pada tahun 2025.

Selain itu, meningkatnya adopsi kripto oleh institusi keuangan tradisional, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di AS, dan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve akan mendorong investor untuk beralih ke kripto karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi daripada aset konvensional.

Yudho mengatakan bahwa jika ETF Bitcoin spot disetujui, kapitalisasi pasar Bitcoin dapat menyentuh US$ 1 triliun. Ini pada akhirnya dapat mendorong harga Bitcoin ke atas US$ 50.000, atau setara Rp 770 juta, bahkan melebihi titik tertingginya sebelumnya, yaitu US$ 68.000, yang sekitar Rp 1 miliar pada November 2021 lalu.

Industri Kripto Nasional

Dari perspektif domestik, Yudho mengatakan bahwa regulasi akan menjadi penggerak terakhir pasar kripto. Dia percaya bahwa peraturan yang mengatur dan mengawasi perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan.

Di Indonesia, industri kripto sedang mengalami pergeseran dari pengawasan dan regulasi aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pergeseran ke Otoritas Jasa Keuangan dapat memungkinkan industri aset digital berkembang lebih luas.

Dengan industri kripto di bawah pengawasan OJK, diharapkan legitimasi industri ini di Indonesia meningkat secara signifikan. Selain itu, Yudho menyatakan, “Kami juga menghargai upaya Bappebti yang telah memajukan industri ini dengan cepat dalam satu hingga dua tahun terakhir.”

Baca Juga : Bagaimana Memilih Platform Investasi Kripto dengan Bijak

Karena nilai transaksi kripto di Indonesia terpantau merosot dibandingkan beberapa tahun terakhir, Yudho berharap industri kripto di Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi.

Jumlah transaksi kripto di Indonesia dari Januari hingga Oktober 2023 mencapai Rp 104,9 triliun dengan investor sebanyak 18,06 juta, turun sekitar 63% YoY dari total transaksi sebesar Rp 279,8 triliun dari Januari hingga Oktober 2022.

Gabriel menekankan bahwa perlakuan pajak yang tinggi berkontribusi pada penurunan transaksi di pasar kripto lokal. Karena pajak per transaksi yang tinggi sebesar 0,21%, trading di pasar lokal menjadi lebih mahal daripada di pasar luar negeri, sehingga pengguna memindahkan dananya ke pasar luar negeri.

Gabriel menambahkan, “Sebenarnya pajak transaksi ini (pajak transaksi) sudah disuarakan berkali-kali oleh pelaku industri seperti Triv dan Asosiasi. Kami berharap sebagai pelaku industri ini agar pemerintah memperhatikan dan menurunkan pungutan pajak pada aset kripto di kisaran idealnya 0,1%, sehingga dapat menggenjot transaksi di pasar lokal.”

Sehubungan dengan itu, sejak awal tahun 2023, Bitcoin (BTC) telah menunjukkan kenaikan lebih dari 160% ytd ke level kisaran saat ini US$44.000. Altcoins seperti Solana (SOL) dan Cardano (ADA) juga terlihat naik signifikan, masing-masing sebesar 956% ytd ke level harga US$105.36 dan 163% ytd ke level harga kisaran US$6489. Sementara itu, Ethereum (ETH) naik sekitar 100% ytd ke level harga kisaran US$2.401

Penji mengatakan bahwa BTC berhasil mengakhiri periode pasar yang lesu tahun sebelumnya dan menimbulkan optimisme yang besar dalam pasar kripto, yang diharapkan tetap kuat hingga tahun 2024-2025.

Baca Juga : Mengkritik Senator AS  Rencana Pengetatan Regulasi Kripto, CEO Coinbase Brian Armstrong

Dimungkinkan bahwa kenaikan harga aset kripto disebabkan oleh kemajuan dalam industri kripto, hubungannya yang semakin erat dengan sistem keuangan di seluruh dunia, dan trend menuju regulasi yang lebih terstruktur. Di antara tren dan narasi baru dalam ekosistem kripto adalah Bitcoin Ordinal, AI, Sosial Keuangan (SocialFi), dan Real World Asset (RWA).

Gabriel berpendapat bahwa sentimen persetujuan Bitcoin ETF Spot adalah salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga Bitcoin tahun ini. Untuk menyambut ETF Bitcoin pertama di Amerika Serikat, banyak orang telah bersemangat untuk membeli Bitcoin.

“Harapannya Bitcoin ETF sama seperti Gold ETF yang membuat aliran dana ke Gold ETF kala itu mencapai US$1 miliar dalam 3 hari, yang merupakan rekor tertinggi selama 18 tahun dan emas telah mengalami bull run selama bertahun-tahun,” katanya. (red/tc)

Berlangganan Tabloid Crypto

535489c6958f1f6618a79c2c9419eaa1 1

NAGA INTERIOR Banner 1 1 scaled

Tentang Penulis: Tabloid Crypto

MEDIA ONLINE KOMUNITAS CRYPTO

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *